Tiga Sumber Kekuatan Agar Semangat Ibadah – Syaikh Shalih al-Ushaimi #NasehatUlama
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun, pada keduanya ada kebaikannya. Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan kau lemah! Dan jika kamu tertimpa sesuatu, jangan katakan: ‘Andai saja aku tadi lakukan seperti ini, pasti yang terjadi akan seperti ini dan itu,’ akan tetapi katakanlah, ‘Ini telah menjadi ketetapan Allah, dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki,’karena ucapan ‘andai saja’ dapat membuka amalan setan.” (HR. Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk kepada kita menuju tiga asas agung yang menjadi sumber kekuatan yang sangat kita butuhkan di bulan Ramadan.
YANG PERTAMA: adalah bersungguh-sungguh dalam hal yang bermanfaat. Seseorang hendaklah bersungguh-sungguh di bulan Ramadan dalam hal yang bermanfaat baginya. Dan betapa banyak perkara—bagaikan buih—yang tidak berguna di bulan Ramadan.
YANG KEDUA: Hendaklah setiap kita memohon pertolongan kepada Allah dalam memperbaiki ketaatan yang ia kehendaki, dan tidak bersikap lemah dalam menjalankannya. Karena memohon pertolongan kepada Allah dapat memberi kita kekuatan yang besar.
DAN YANG KETIGA: Janganlah kita sibuk mencela qadar, serta merasa sedih dan menyesali apa yang telah terjadi. Namun, hendaklah ia seperti yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan jika kamu tertimpa sesuatu, maka jangan katakan: ‘Andai saja aku tadi lakukan seperti ini, pasti yang terjadi akan seperti ini dan itu,’ akan tetapi katakanlah, ‘Ini telah menjadi ketetapan Allah, dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki.’”
Tiga asas agung ini termasuk hal paling besar yang seharusnya bersama kita, untuk mempersiapkan diri dalam menambah kekuatan, dalam rangka menyambut Ramadan. Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, serta jangan lemah! Dan jika kamu tertimpa sesuatu, jangan katakan, “Andai saja aku tadi lakukan seperti ini, pasti yang terjadi akan seperti ini dan itu,” akan tetapi katakanlah, “Ini telah menjadi ketetapan Allah, dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki.”
=============================================================================
فَإِنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ
مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجِزْ
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَكَذَا
وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
فَأَرْشَدَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى ثَلَاثَةِ أُصُولٍ عَظِيمَةٍ
تُسْتَمَدُّ مِنْهَا الْقُوَّةُ نَحْنُ أَحْوَجُ مَا نَكُونُ إِلَيْهَا فِي رَمَضَانَ
أَوَّلُهَا الْحِرْصُ عَلَى مَا يَنْفَعُ
أَنْ يَحْرِصَ الْمَرْءُ فِي رَمَضَانَ عَلَى مَا يَنْفَعُهُ
وَمَا أَكْثَرَ الْغُثَاءَ الَّذِي لَا يَنْفَعُ فِي رَمَضَانَ
وَثَانِيهَا أَنْ يَسْتَعِينَ أَحَدُنَا بِاللهِ فِي تَحْسِينِ مَطَالِبِهِ مِنَ الطَّاعَاتِ
وَأَلَّا يَعْجِزَ عَنِ الْقِيَامِ بِهَا
فَإِنَّ الِاسْتِعَانَةَ بِاللهِ تُمِدُّ أَحَدَنَا بِقُوَّةٍ عَظِيمَةٍ
وَثَالِثُهَا أَلَّا يَشْتَغِلَ أَحَدُنَا بِلَوْمِ الْقَدَرِ
وَالتَّأَسُّفِ مُتَحَسِّرًا عَلَى حُصُولِ مَا حَصَلَ
بَلْ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ
لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَكَذَا
وَلَكِنْ لِيَقُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
وَهَذِهِ الْأُصُولُ الثَّلَاثَةُ الْعَظِيمَةُ هِيَ مِنْ أَعْظَمِ مَا يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ مَعَنَا
اسْتِعْدَادًا لِزِيَادَةِ قُوَّتِنَا فِي اسْتِقْبَالِ رَمَضَانَ
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجِزْ
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَكَذَا
وَلَكِنْ لِيَقُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ